-->

Darah yang belum pernah mengering | Puisi karya Khaazimah Mufiidah

Darah yang belum pernah mengering
Karya : Khaazimah Mufiidah

Detik-detik melangkah terasa begitu lama
Tatkala teringat semua memori menyakitkan
Tak lama baru ku merasakan
Sapaan Mentari yang begitu cerahnya
Seakan menyeringai kepadaku
Daun-daun pun ikut menyambutku
Menari dalam melodi angin yang begitu menyejukkan

Kulihat wajah manis penuh senyuman didekatku
Namun senyuman itu tidak hanya untukku seorang
Senyuman hangat itu untuk semua orang didekatnya
Aku selalu mengira bahwa aku tahu banyak tentangmu
Namun dugaanku salah
Banyak hal yang tidak ku ketahui tentangmu

Pandanganmu menghentak menyadarkanku
Seakan keraguan terhapus sudah dari benakmu
Aku tidak pernah mengira
Hadirmu akan mengubah duniaku
Duniaku yang dahulu penuh dengan mainan
Fokus kepada hal yang tidak berguna

Mengenalmu adalah sesuatu yang tak pernah aku minta
Dekat denganmu adalah sesuatu yang tak pernah ku ingin
Menjadi sahabatmu adalah sesuatu yang tak pernah ku sadari
Dan perasaanku kepadamu adalah sesuatu yang tak pernah aku butuhkan
Sebelumnya, sebelum semua itu terjadi dalam pertemuan takdir illahi

Engkau hadir untuk mewarnai kehidupanku
Merubah warna abu-abu akibat mainan usang
Yang telah aku coba mainkan sebelumnya
Kau rubah menjadi warna-warni
Yang meriuhkan keceriaan ditengah kelabuku

Namun semua itu berubah
Sejak ada beberapa wanita hinggap disekelilingmu
Wanita yang tak pernah kukenal dekat
Namun telah berhasil membuat luka baru
Engkau pun mulai berubah semenjak kepergianku
Dari hari-harimu seperti dahulu

Dengan lantang kau berbicara didepan semua orang
Kau sedang bersama wanita didepanmu
Ku mencoba mengerti bahwa semua itu tidak nyata
Meski logikaku memaksa untuk menerimanya
Namun akhirnya dia harus menyerah ketika hatinya terusik
Ku terima luka baru darimu yang sungguh indah
Ku coba memandangmu sekali lagi lalu ku beralih menjauh

Aku sadar bahwa bukan hanya aku yang engkau percayai
Di dunia yang penuh teka-teki ini
Hatiku mulai tersentak kembali ketika harus menerima kenyataan
Engkau masih mencintai bunga hitam dalam hidupku
Aku tidak pernah mengerti semua itu
Darah sebelumnya yang belum pernah mengering
Kau tusuk aku lagi dengan serbuan duri tajam tanpa henti

Aku adalah bunga mawar bagimu
Didekatmu bukanlah sesuatu yang mudah seperti dulu
Menerima senyumanmu takkan seindah diawal waktu
Biarkan matahari bersinar redup
Tapi hati ini takkan redup bersamanya
Ingatlah aku,
Bahwa dalam sanubariku
Ada darah yang belum pernah mengering

0 Response to "Darah yang belum pernah mengering | Puisi karya Khaazimah Mufiidah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel